Yuk Mengenal lebih Dekat Perjalanan Pendidikan Program Guru Penggerak 2022
Perjalanan Pendidikan Guru Penggerak tahun 2022
Kementerian Pendidikan Kebudayaan riset dan teknologi (Kemdikbudristek) terus berupaya meningkatkan kualitas guru-guru. Sejak tahun 2020 melansir proyek Merdeka Belajar edisi kelima, yaitu Guru Penggerak. Program ini menekankan pentingnya menghasilkan guru yang berpusat kepada murid. Yang menjadi tolak ukur keberhasilannya adalah filosofi Ki Hadjar Dewantara. Guru-guru diupgrade mindsetnya agar memiliki kemerdekaan dalam mengajar dan mendidik. Kemerdekaan yang seperti apa ?
Untuk memperoleh pemahaman itu, salah satu caranya adalah melalui pelatihan peningkatan kualitas guru. Promotornya Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK). Program pelatihan Guru Penggerak mendorong guru-guru agar memiliki kemampuan pembelajaran yang berorientasi pada murid. Harapannya, guru ini dapat menjadi pemimpin pendidikan.
📌Latar Belakang
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2019-2024 salah satu visi Pemerintah Republik Indonesia berfokus pada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui peningkatan kualitas pendidikan dan manajemen talenta. Visi tersebut terkait langsung dengan tugas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai penyelenggara pemerintahan di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Untuk mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan dan manajemen talenta, Kemendikbud mengembangkan rangkaian kebijakan Merdeka Belajar pada tahun 2019. Kebijakan ini dicetuskan sebagai langkah awal melakukan lompatan di bidang pendidikan. Tujuannya adalah mengubah pola pikir publik dan pemangku kepentingan pendidikan menjadi komunitas penggerak pendidikan. Filosofi “Merdeka Belajar” disarikan dari asas penciptaan manusia yang merdeka memilih jalan hidupnya dengan bekal akal, hati, dan jasad sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan demikian, merdeka belajar dimaknai kemerdekaan belajar yang memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar senyaman mungkin dalam suasana bahagia tanpa adanya rasa tertekan.
Sebagai rangkaian kebijakan Merdeka Belajar, Kemendikbud telah mengeluarkan empat paket kebijakan, yang pada tahap pertama meliputi:
Ujian Sekolah Berstandar Nasional diganti ujian (asesmen) yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan. Hal ini berimplikasi pada guru dan satuan pendidikanlebih merdeka dalam menilai belajar peserta didik.
Ujian Nasional tahun 2021 diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter yang meniscayakan penyesuaian tata kelola penilaian pembelajaran di level satuan pendidikan maupun pada level nasional.
Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berimplikasi pada kebebasan guru untuk dapat memilih, membuat, dan menggunakan format RPP secara efisien dan efektif sehingga guru memiliki banyak waktu untuk mengelola pembelajaran.
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang lebih fleksibel untuk mengakomodasi ketimpangan akses dan kualitas di berbagai daerah.
Keempat kebijakan tersebut tentu saja belum cukup untuk menghasilkan manusia unggul melalui pendidikan. Hal krusial yang mendasar untuk segera dilakukan adalah mewujudkan tersedianya guru Indonesia yang berdaya dan memberdayakan.
Guru Indonesia yang diharapkan tersebut mencirikan lima karakter yaitu berjiwa nasionalisme Indonesia, bernalar, pembelajar, profesional, dan berorientasi pada peserta didik. Berbagai kebijakan dan program sedang diupayakan untuk hal tersebut dengan melibatkan berbagai pihak menjadi satu ekosistem pendidikan yang bergerak dan bersinergi dalam satu pola pikir yang sama antara masyarakat, satuan pendidikan, dan pemangku kebijakan.Program tersebut dinamakan Pendidikan Guru Penggerak (PGP) yang sejatinya mengembangkan pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan guru sebagai bagian dari Kebijakan Merdeka Belajar melalui pendidikan guru. Pedoman ini disusun sebagai acuan implementasi agar program ini dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.
Hasil studi Programme for International Student Assessment (PISA) yang dirilis oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) dari tahun ke tahun menunjukkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan peringkat hasil PISA rendah di dunia.
Menanggapi hal tersebut maka pemerintah, dalam hal ini Kemendikbudristekdikti melakukan transformasi untuk mengejar ketertinggalan tersebut. Transformasi pendidikan di harapkan mampu menjawab dan menjadi salah satu solusi yang sangat diperlukan untuk mengakselerasi kemajuan dunia pendidikan kita. Nah, salah satu wujud dari transformasi di bidang pendidikan ini maka lalu kemudian pemerintah menerbitkan kebijakan yang disebut dengan Program Pendidikan Guru Penggerak (PPPGP) yang di handle oleh Dirjen GTK, yang di Komandani oleh Bapak Irwan Syahril. Dalam salah satu jumpa pers nya beliau mengatakan “Kami mengajak para insan pendidikan terbaik bangsa untuk menghadirkan perubahan nyata bagi pendidikan Indonesia dengan bergabung menjadi tim pendukung Guru Penggerak”. Lebih lanjut beliau menegaskan “Guru Penggerak dan tim pendukungnya akan mampu mencetak SDM unggul yang berkompetensi global dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Dengan bergotong royongnya semua pemangku kepentingan untuk mencetak SDM unggul adalah kunci transformasi pendidikan untuk mencapai visi Indonesia 2045”.
📃 Definisi
Lalu apa definisi Guru Penggerak itu sendiri? Jadi Guru Penggerak adalah guru yang mampu menjadi pemimpin pembelajaran yang menerapkan merdeka belajar dan menggerakkan seluruh ekosistem pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang berpusat pada siswa. Diharapkan Guru Penggerak dapat menggerakkan komunitas belajar bagi guru di sekolah dan di wilayahnya. Guru Penggerak juga nantinya dapat mengembangkan program kepemimpinan murid untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila
Kerangka Program Pendidikan Guru Penggerak
PGP merupakankegiatan pengembangan profesi melalui pelatihandan pendampingan yang berfokus pada kepemimpinan pembelajaranagar mampu mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila yang dimaksud adalah peserta didik yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, kreatif, gotong royong, berkebinekaan tunggal, bernalar kritis, dan mandiri.
Program ini bertujuan memberikan bekal kemampuan kepemimpinan pembelajaran dan pedagogi kepada guru sehingga mampu menggerakkan komunitas belajar, baik di dalam maupun di luar satuan pendidikanserta berpotensi menjadi pemimpin pendidikan yang dapat mewujudkan rasa nyaman dan kebahagiaan peserta didik ketika berada di lingkungan satuan pendidikannya masing-masing. Rasa nyaman dan kebahagiaan peserta didik ditunjukkan melalui sikap dan emosi positif terhadap satuan pendidikan, bersikap positif terhadap proses akademik, merasa senang mengikuti kegiatan di satuan pendidikan, terbebas dari perasaan cemas, terbebas dari keluhan kondisi fisik satuan pendidikan, dan tidak memiliki masalah sosial di satuan pendidikannya. Kemampuan menggerakkan komunitas belajar merupakankemampuan guru memotivasidan terlibat aktif bersama anggota komunitasnya untuk bersikap reflektif, kolaboratif serta berbagi pengetahuan yang merekamiliki dan saling belajar dalam rangka mencapai tujuan bersama. Komunitas pembelajar guru di antaranya Pusat Kegiatan Gugus (PKG), Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) serta komunitas praktis (Community of Practice) lainnya baik di dalam satuan pendidikan atau dalam wilayah yang sama.
Desain Program Pendidikan Guru Penggerak
PGP didesain untuk mendukung hasil belajar yang implementatif berbasis lapangan dengan menggunakan pendekatan andragogi dan blended learningselama 9 (sembilan) bulan. Kegiatan PGP dilaksanakan menggunakan metode pelatihan dalam jaringan (daring), lokakarya, dan pendampingan individu. Proporsi kegiatan terdiri atas 70% belajar di tempat bekerja (on-the-job training), 20% belajar bersama rekan sejawat, dan 10% belajar bersama narasumber, fasilitator, dan pendamping.
Asesmen dilakukan pada tahap pelatihan dan pendampingan dengan mendapatkan data hasil penugasan, praktik dan observasi fasilitator dan pendamping. Umpan balik dari rekan sejawat, kepala sekolah dan peserta didik digunakan sebagai bagian dari proses refleksi dan pengembangan diri Guru Penggerak. Asesmen pada hasil belajar peserta didik dilakukan saat proses evaluasi dampak (impact evaluation).PGP menerapkan andragogi, pembelajaran berbasis pengalaman, kolaboratif, dan reflektif sebagaimana diilustrasikan pada gambar berikut.
Tujuan Program Pendidikan Guru Penggerak
PGP bertujuan untuk meningkatkan kompetensi kepemimpinan dan pedagogi guru sehingga dapat menghasilkan profil guru penggerak sebagai berikut:
- mengembangkan diri dan guru lain dengan refleksi, berbagi, dan kolaborasi;
- memiliki kematangan moral, emosional, dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik;
- merencanakan, menjalankan, merefleksikan, dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan melibatkan orang tua;
- mengembangkan dan memimpin upaya mewujudkan visi satuan pendidikan yang mengoptimalkan proses belajar peserta didik yang berpihak pada peserta didik dan relevan dengan kebutuhan komunitas di sekitar satuan pendidikan; dan
- berkolaborasi dengan orang tua peserta didik dan komunitas untuk pengembangan satuan pendidikan dan kepemimpinan pembelajaran.
✅ Manfaat Penting Program Guru Penggerak
Proses pendidikan guru penggerak menghadirkan berbagai manfaat positif bagi pesertanya. Setidaknya ada 7 manfaat penting program guru penggerak bagi pendidik yaitu:
- Mengembangkan Kompetensi dalam Lokakarya Bersama. Pendidikan Guru Penggerak selama 9 bulan dan pengembangan kompetensi dalam Lokakarya Bersama. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan selama 9 bulan bagi calon Guru Penggerak secara gratis. Selama pelaksanaan program, guru tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru. Pada pelatihan ini, calon guru penggerak akan dipantau terkait capaian perkembangannya. Selain itu, calon guru penggerak juga akan melaksanakan evaluasi hingga tahap pelatihan selesai dilaksanakan.
- Meningkatkan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid. Manfaat kedua dalam mengikuti program guru penggerak bagi pendidik yaitu meningkatkan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid. Yakni pendidik dapat meningkatkan performa diri dalam menjadi guru yang sebenar-benarnya yang berpusat pada murid. Artinya, pendidik menjadi teladan dan mampu memberikan motivasi bagi murid sehingga menguatkan kemampuan untuk memberdayakan murid.
- Pengalaman belajar mandiri dan kelompok terbimbing, terstruktur, dan menyenangkan. Manfaat ketiga mengikuti program guru penggerak bagi pendidik yaitu mendapatkan pengalaman belajar mandiri dan kelompok yang terbimbing, terstruktur, dan menyenangkan. Belajar memang dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Akan tetapi, konsistensi adalah sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Dengan adanya pelatihan guru penggerak, para pengajar dapat menimba ilmu kembali secara sistematis.
- Pengalaman belajar bersama dengan rekan guru lain yang sama-sama lolos seleksi program guru penggerak. Manfaat penting program guru penggerak yang ke – empat bagi pendidik yaitu bertemu guru-guru dari berbagai daerah. Hal ini dikarenakan pendaftar calon guru penggerak berasal dari seluruh wilayah di Indonesia. Dengan demikian, para calon guru penggerak dapat bertukar informasi, pengalaman, dan ilmu yang mereka miliki selama pelatihan berlangsung.
- Pengalaman mendapatkan bimbingan/mentoring dari pengajar praktik (pendamping) pendidikan guru penggerak. Salah satu manfaat penting program guru penggerak bagi pendidik yang pertama yaitu calon guru penggerak mendapatkan pelatihan dengan orang-orang yang ahli di bidangnya secara gratis. Pengajar praktik / pendamping bagi pelatihan guru penggerak berasal dari Widyaiswara dan Pengawas Sekolah yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan Kemendikbud. Mereka bertugas untuk mencatat perkembangan peserta selama pendidikan guru penggerak secara daring, pendampingan selama pendidikan, serta memberikan motivasi dan membantu peserta dalam menjalankan perannya.
- Mendapatkan komunitas belajar baru. Manfaat keenam dalam mengikuti program guru penggerak bagi pendidik yaitu mendapatkan komunitas baru. Sama seperti penjabaran sebelumnya, para guru akan bertemu sesama peserta dan pelatih atau pembimbing dengan latar belakang yang berbeda-beda. Hal ini tentu menjadi komunitas belajar baru bagi guru yang mungkin masih dapat dilakukan ketika sudah selesai mengikuti program pelatihannya. Program ini memungkinkan guru untuk berkolaborasi dengan lebih banyak orang.
- Mendapatkan sertifikat pendidikan 306 JP dan Piagam Guru Penggerak. Manfaat ketujuh dari partisipasi program guru penggerak bagi pendidik yaitu mendapatkan sertifikat pendidikan 306 JP dan Piagam Guru Penggerak. Hal ini dapat menjadi penunjang karir keguruan Anda.
📅 Pelatihan berlangsung selama sembilan bulan
Peserta atau Calon Guru Penggerak (CGP) akan mempelajari bagaimana menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid. Beberapa pembahasan lainnya termasuk cara membangun budaya positif di sekolah. Lulusan program guru penggerak diharapkan dapat menggerakkan komunitas belajar bagi rekan guru baik di sekolah maupun di wilayahnya. Mereka juga akan menjadi mentor bagi guru lainnya terkait pengembangan pembelajaran.
Pendidikan Guru Penggerak didesain untuk mendukung hasil belajar yang implementatif berbasis lapangan dengan menggunakan pendekatan andragogi dan blended learning selama 9 (sembilan) bulan. Kegiatan Pendidikan Guru Penggerak dilaksanakan menggunakan metode pelatihan dalam jaringan (daring), lokakarya, dan pendampingan individu. Proporsi kegiatan terdiri atas 70% belajar di tempat bekerja (on-the-job training), 20% belajar bersama rekan sejawat, dan 10% belajar bersama narasumber, fasilitator, dan pendamping.
Asesmen (penilaian) dilakukan pada tahap pelatihan dan pendampingan dengan mendapatkan data dari hasil penugasan, praktik dan observasi fasilitator dan pendamping. Umpan balik dari rekan sejawat, kepala sekolah dan peserta didik digunakan sebagai bagian dari proses refleksi dan pengembangan diri Guru Penggerak. Asesmen (penilaian) pada hasil belajar peserta dilakukan saat proses evaluasi dampak (impact evaluation).
Pendidikan Guru Penggerak merupakan kegiatan pengembangan profesi melalui pelatihan dan pendampingan yang berfokus pada kepemimpinan pembelajaran agar mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila yang dimaksud adalah murid yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, kreatif, gotong royong, berkebinekaan tunggal, bernalar kritis, dan mandiri.
Program ini bertujuan memberikan bekal kemampuan kepemimpinan pembelajaran dan pedagogi kepada guru sehingga mampu menggerakkan komunitas belajar, baik di dalam maupun di luar satuan pendidikan serta berpotensi menjadi pemimpin pendidikan yang dapat mewujudkan rasa nyaman dan kebahagiaan murid ketika berada di lingkungan satuan pendidikannya masing-masing. Rasa nyaman dan kebahagiaan murid ditunjukkan melalui sikap dan emosi positif terhadap sekolah, bersikap positif terhadap proses akademik, merasa senang mengikuti kegiatan di sekolah, terbebas dari perasaan cemas, terbebas dari keluhan kondisi fisik sekolah, dan tidak memiliki masalah sosial di sekolahnya.
Kemampuan menggerakkan komunitas belajar merupakan kemampuan guru memotivasi dan terlibat aktif bersama anggota komunitasnya untuk bersikap reflektif, kolaboratif serta berbagi pengetahuan yang mereka miliki dan saling belajar dalam rangka mencapai tujuan bersama. Komunitas pembelajar guru di antaranya Pusat Kegiatan Gugus (PKG), Kelompok Kerja Guru (KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) serta komunitas praktis (Community of Practice) lainnya baik di dalam satuan pendidikan atau dalam wilayah yang sama.
📈 Lokakarya Perdana didampingi oleh Pengajar Praktik
Lokakarya perdana dihadiri oleh Calon Guru Penggerak dan Kepala Sekolah. Lokakarya dipandu oleh Pendamping. Lokakarya ini bertujuan untuk memberi pemahaman tentang Program Guru Penggerak, alur belajar Calon Guru Penggerak dan dukungan yang perlu diberikan oleh Kepala Sekolah selama program berlangsung.
💻 Belajar Daring di LMS didampingi oleh Fasilitator dan Narasumber
Modul 1.1: Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional
Setelah mempelajari modul ini,
- CGP mampu memiliki pengetahuan tentang dasar-dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara (KHD).
- CGP mampu mengelola pembelajaran yang berpihak pada murid pada konteks lokal kelas dan sekolah.
- CGP mampu bersikap reektif-kritis dalam mengembangkan dan menerapkan pembelajaran yang mereeksikan dasar-dasar Pendidikan KHD dalam menuntun murid mencapai kekuatan kodratnya.
Aksi nyata Modul 1.1: CGP membuat perubahan konkret di kelas dan menuliskannya dalam jurnal reeksi secara rutin.
Modul 1.2: Nilai-nilai dan Peran Guru Penggerak
Setelah mempelajari modul ini:
- CGP memahami bagaimana nilai diri bisa terbentuk dan merefleksikan pengaruhnya terhadap peran sebagai Guru Penggerak.
- CGP membuat gambaran diri di masa depan terkait dengan nilai-nilai dan peran seorang Guru Penggerak.
- CGP membuat kesimpulan berdasarkan pengalaman dan aksi yang bisa dilakukan untuk menguatkan peran dan nilai Guru Penggerak.
Aksi Nyata Modul 1.2:
1. CGP mampu menerapkan strategi untuk menguatkan nilai dan peran Guru Penggerak
2. CGP terbiasa untuk merefleksikan hasil pembelajaran yang didapat selama rangkaian modul 1.2.
Pendampingan Individu Perdana didampingi oleh Pengajar Praktik
1. Diskusi tantangan belajar daring.
2. Refleksi penerapan perubahan kelas sesuai pemikiran Ki Hajar Dewantara dan Perubahan diri untuk penumbuhan murid merdeka.
📈 Lokakarya 1: Kompetensi Guru Penggerak didampingi oleh Pengajar Praktik
Setelah mengikuti lokakarya 1, Calon Guru Penggerak mampu:
- Mengidentikasi manfaat pengembangan diri.
- Menjelaskan penerapan kompetensi Guru Penggerak dalam menjalankan peran sebagai pemimpin pembelajaran.
- Mengidentifkasi posisi diri berdasarkan kompetensi Guru Penggerak.
- Membuat rencana pengembangan diri.
💻 Belajar Daring di LMS didampingi oleh Fasilitator dan Narasumber
Modul 1.3: Visi Guru Penggerak
Setelah mempelajari modul ini:
- CGP mampu merumuskan visinya mengenai lingkungan belajar yang berpihak pada murid.
- CGP mampu mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki CGP dalam mendukung penumbuhan potensi murid.
- CGP mampu membuat rencana manajemen perubahan (menggunakan paradigma dan model inkuiri apresiatif) di tempat di mana mereka berkarya.
- CGP mampu menjalankan rencana manajemen perubahan (menggunakan paradigma dan model inkuiri apresiatif) di tempat di mana mereka berkarya.
Aksi Nyata 1.3:
CGP mengeksekusi rencana manajemen perubahan dengan menerapkan paradigma inkuiri apresiatif dan membuat dokumentasi pribadi untuk proses pendampingan individu oleh Pengajar Praktik.
Modul 1.4: Budaya Positif
Setelah mempelajari modul ini:
- CGP mampu mendemonstrasikan pemahamannya mengenai konsep Budaya Positif yang di dalamnya terdapat konsep perubahan paradigma stimulus respons dan teori kontrol, 3 teori motivasi perilaku manusia, motivasi internal dan eksternal, keyakinan kelas, hukuman dan penghargaan, 5 kebutuhan dasar Manusia, 5 posisi kontrol guru dan segitiga restitusi.
- CGP mampu menerapkan strategi disiplin positif yang memerdekaan murid untuk menciptakan ekosistem sekolah aman dan berpihak pada anak.
- CGP mampu menyusun langkah-langkah dan strategi aksi nyata yang efektif dalam mewujudkan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan sekolah agar tercipta budaya positif yang dapat mengembangkan karakter murid.
- CGP mampu bersikap reflektif dan kritis terhadap budaya di sekolah dan senantiasa mengembangkannya sesuai kebutuhan sosial dan murid.
Aksi Nyata 1.4:
CGP menyampaikan kepada rekan-rekannya mengenai perubahan paradigma dan penerapan strategi disiplin positif di kelas/sekolahnya masing-masing untuk menciptakan budaya positif. Diharapkan kegiatan ini akan membantu murid dalam belajar dengan aman dan nyaman untuk meraih keselamatan dan kebahagiaan sebagaimana disampaikan oleh Ki Hadjar Dewantara mengenai tujuan pendidikan.
Pendampingan Individu 1 didampingi oleh Pengajar Praktik
1. Refleksi dan diskusi hasil umpan balik rekan sejawat.
2. Diskusi tantangan penerapan aksi nyata pada modul 1.1 dan 1.2.
📈 Lokakarya 2: Menggerakkan Komunitas Praktisi Program Calon Guru Penggerak didampingi oleh Pengajar Praktik
Setelah mengikuti lokakarya 2, Calon Guru Penggerak mampu:
- Menjelaskan manfaat berbagi dari diskusi komunitas praktisi.
- Mengidentifikasi manfaat komunitas praktisi bagi sekolah masing-masing.
- Mengidentifikasi tantangan dan peluang membuat komunitas praktisi.
- Menjelaskan peranan guru penggerak dalam membuat komunitas praktisi.
- Menganalisa diri dalam menjalankan perannya sebagai guru penggerak untuk membuat komunitas praktisi
- Menjelaskan tahapan menggerakan komunitas praktisi.
💻 Belajar Daring di LMS didampingi oleh Fasilitator dan Narasumber
Modul 2.1: Praktik Pembelajaran berdiferensiasi
Setelah menyelesaikan modul ini, peserta diharapkan dapat menjadi Guru Penggerak yang mampu:
- Mendemonstrasikan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan pembelajaran berdiferensiasi dan alasan mengapa pembelajaran berdiferensiasi diperlukan.
- Menjelaskan pentingnya mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan belajar murid.
- Menganalisis penerapan diferensiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi produk.
- Mengimplementasikan Rencana Pembelajaran Berdiferensiasi dalam konteks pembelajaran di sekolah atau kelas mereka sendiri.
- Menunjukkan sikap kreatif, percaya diri, mau mencoba, dan berani mengambil risiko dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.
Aksi Nyata: CGP menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari untuk membuat rencana, mengimplementasikan dan melakukan refleksi pembelajaran berdiferensiasi dan kemudian mendokumentasikan proses tersebut dalam moda yang dapat dipilih sendiri.
Modul 2.2: Pembelajaran Sosial dan Emosional
Setelah menyelesaikan modul ini, peserta diharapkan dapat menjadi Guru Penggerak yang mampu:
- Memahami pembelajaran sosial dan emosional yang berdasarkan kerangka CASEL (Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning).
- Memahami tentang pembelajaran sosial dan emosional berbasis kesadaran penuh (mindfulness).
- Memahami strategi untuk menerapkan pembelajaran sosial dan emosional berbasis kesadaran penuh sesuai dengan konteks masing-masing guru.
- Menerapkan pembelajaran sosial dan emosional berbasis kesadaran penuh (mindfulness) dalam kegiatan di kelas, lingkungan sekolah, dan komunitas praktisi.
Aksi Nyata
Modul 2.2:
1. CGP menerapkan rancangan pembelajaran sosial dan emosional berbasis kesadaran penuh yang dikoneksikan dengan materi modul lain di dalam kelas yang diampunya.
2. CGP membuat sebuah RPP dengan memasukkan unsur diferensiasi dan kompetensi sosial-emosional, untuk dipraktikkan dalam kelas.
3. CGP mendokumentasikan praktik pembelajaran tersebut dalam bentuk video.
Pendampingan Individu 2 didampingi oleh Pengajar Praktik
1. Diskusi penerapan komunitas praktisi di sekolah dengan menggunakan lembar kerja di Lokakarya 1 dengan pertanyaan kunci seputar capaian, tantangan, diskusi solusi tantangan Refleksi penerapan positif disiplin di kelas CGP.
2. Diskusi refleksi menjalankan tugas untuk dibawa ke Lokakarya 3.
Lokakarya 3: Visi, Misi, dan Program Sekolah yang Berdampak pada Murid didampingi oleh Pengajar Praktik
Setelah mengikuti lokakarya 3, Calon Guru Penggerak mampu:
- Peserta saling berbagi dan mampu menganalisis hasil pembelajaran dan harapan warga sekolah terhadap pembelajaran yang berdampak kepada murid.
- Peserta mampu merumuskan dokumen awal visi, misi dan program sekolah yang berdampak kepada murid.
- Peserta mampu menyepakati rencana aksi janji jangka pendek untuk dilaksanakan di sekolah.
💻 Belajar Daring di LMS didampingi oleh Fasilitator dan Narasumber
Modul 2.2: Pembelajaran Sosial dan Emosional (Lanjutan)
Modul 2.3: Coaching
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan menjadi guru penggerak yang mampu:
- Memahami konsep coaching secara umum, meliputi definisi, tujuan, dan jenis coaching serta perbedaannya dengan mentoring dan konseling.
- Memahami konsep coaching dalam dunia pendidikan sebagai keterampilan pendekatan pendampingan dan berkomunikasi dengan murid.
- Memahami hakikat komunikasi yang memberdayakan dan mampu menerapkannya dalam praktik coaching.
- Memahami langkah-langkah mendengar aktif dan mampu menerapkannya dalam praktik coaching.
- Memahami langkah-langkah bertanya efektif dan mampu menerapkannya dalam praktik coaching.
- Memahami langkah-langkah memberi umpan balik positif dan mampu menerapkannya dalam praktik coaching.
- Mengidentifikasi peran pendidik sebagai seorang coach di konteks sekolah.
- Memahami pendekatan coaching sebagai pendampingan sistem among (Tut Wuri Handayani).
- Melakukan praktek coaching dengan menggunakan model TIRTA kepada sesama CGP, atau bersama salah seorang murid, dan atau satu rekan guru di sekolahnya.
- Mengembangkan sikap terbuka, kritis, empati dan percaya diri dalam melakukan praktik coaching.
Aksi Nyata: CGP mengajak satu rekan sejawat di sekolah asal untuk berlatih sesi coaching pada Pendampingan Individu ke-4 di hadapan Pengajar Praktik. Setelah CGP dan rekan sejawat mempraktekkan keterampilan coaching, CGP dan rekan sejawat diminta melakukan refleksi baik secara lisan maupun tulisan.
Pendampingan Individu 3 didampingi oleh Pengajar Praktik
1. Diskusi pelaksanaan komitmen CGP dan kepala sekolah.
2. Diskusi komunikasi visi ke warga sekolah dan bagaimana tanggapan warga sekolah terhadap penyampaian visi, Pertanyaan tentang capaian, tantangan dan upaya perbaikan.
3. Diskusi tentang hasil pemetaan karakter murid di kelasnya (Modul 2.1).
📈 Lokakarya 4: Guru Berpihak Pada Murid didampingi oleh Pengajar Praktik
Setelah mengikuti lokakarya 4, Calon Guru Penggerak mampu mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, dan strategi perbaikan diri dalam pengajaran yang berpihak pada murid mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dalam melakukan coaching menyusun RPP yang mengutamakan diferensiasi murid.
📍 Modul 3.1: Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan menjadi guru penggerak yang mampu:
- Melakukan praktik keputusan yang berdasarkan prinsip pemimpin pembelajaran.
- Mengidentifikasi jenis-jenis paradigma dilema etika yang dihadapi oleh dirinya sendiri maupun orang lain.
- CGP mampu bersikap reflektif, kritis, kreatif, dan terbuka dalam menganalisis dilema tersebut.
- Memilih dan memahami 3 (tiga) prinsip yang dapat dilakukan untuk membuat keputusan dalam dilema pengambilan keputusan.
- Menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang diambil dalam dilema pengambilan keputusan.
- CGP bersikap reflektif, kritis, dan kreatif dalam proses tersebut.
Aksi Nyata
1. CGP mempraktikkan proses pengambilan keputusan, paradigma, prinsip, dan pengambilan dan pengujian keputusan di sekolah asal.
2. CGP akan menjalankan praktik pengambilan keputusan dan merefleksikannya pada saat pendampingan individu.
💻 Belajar Daring di LMS didampingi oleh Fasilitator dan Narasumber
📍 Modul 3.2: Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya
Setelah mempelajari modul ini, peserta diharapkan menjadi guru penggerak yang mampu:
1. Menganalisis aset dan kekuatan dalam pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien.
2. Merancang pemetaan potensi yang dimiliki sekolahnya menggunakan pendekatan Pengembangan Komunitas berbasis Aset (Asset-Based Community Development).
3. Merancang program kecil menggunakan hasil pemetaan kekuatan atau aset yang sudah dilakukan.
4. Menunjukkan sikap aktif, terbuka, kritis dan kreatif dalam upaya pengelolaan sumber daya.
Aksi Nyata : CGP melakukan implementasi materi dalam lingkup yang lebih luas, kemudian mendokumentasikan proses, hasil dan perkembangan belajarnya dalam bentuk e-portfolio, dan membuat refleksinya.
Pendampingan Individu 4 didampingi oleh Pengajar Praktik
1. Diskusi aksi nyata setelah lokakarya 4 dan modul 2.2.
2. Diskusi pra-observasi dengan menggunakan lembar persiapan observasi yang sudah disediakan Observasi Praktik Pembelajaran.
3. Memfasilitasi refleksi dan memberi umpan balik hasil observasi.
4. Membimbing perencanaan perbaikan Follow up tugas hasil observasi kelas dari guru lain dan umpan balik dari siswa.
5. Latihan Praktik Coaching di sekolah memberi umpan balik pelaksanaan coaching dan membuat rencana perbaikan coaching rekan sejawat
📈 Lokakarya 5: Refleksi Kompetensi Calon Guru Penggerak didampingi oleh Pengajar Praktik
Setelah mengikuti lokakarya 5, Calon Guru Penggerak mampu:
1. Mengidentifikasi kompetensi yang sudah berkembang selama program calon guru penggerak.
2. Mengidentifikasi kompetensi yang belum berkembang selama program calon guru penggerak.
3. Mengidentifikasi faktor pendukung dan faktor penghambat pengembangan kompetensi diri calon guru penggerak.
4. Menyusun rencana pengembangan diri berdasarkan kompetensi guru penggerak
Belajar Daring di LMS didampingi oleh Fasilitator dan Narasumber
📍 Modul 3.2: Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya (Lanjutan)
📍 Modul 3.3: Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid
Secara khusus, modul ini diharapkan dapat membantu Calon Guru Penggerak untuk mampu:
- Menunjukkan pemahaman tentang konsep kepemimpinan murid dan kaitannya dengan Profil Pelajar Pancasila.
- Menunjukkan pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan suara, pilihan, dan kepemilikan murid.
- Menganalisis sejauh mana suara, pilihan dan kepemilikan murid dipertimbangkan dalam program intrakurikuler/kokurikuler/ekstrakurikuler sekolah untuk mewujudkan lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid.
- Mengidentifikasi strategi pelibatan komunitas dalam program sekolah untuk mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid.
- Menerapkan satu program/kegiatan sekolah yang mendorong kepemimpinan murid dan mempertimbangkan keterkaitannya dengan apa yang telah dipelajari dari modul-modul sebelumnya.
Aksi Nyata:
1. CGP menjalankan rancangan program/kegiatan yang telah dibuat pada tahapan sebelumnya.
2. CGP mendokumentasikan proses eksekusi program/kegiatan mereka dalam bentuk e-portfolio
Pendampingan Individu 5 didampingi oleh Pengajar Praktik
1. Diskusi hasil Lokakarya 5 dan modul 3.1.
2. Diskusi hasil pemetaan sumber daya.
3. Refleksi proses pembuatan peta sumber daya (cek lembar refleksi).
4. Refleksi capaian kompetensi di bulan ke-5 dan mengapresiasi capaian Guru Penggerak
📈 Lokakarya 6: Pengelolaan Program yang Berdampak pada murid didampingi oleh Pengajar Praktik
Setelah mengikuti lokakarya 6, Calon Guru Penggerak mampu:
- Menyusun rancangan rantai hasil program yang terdiri dari mengindentifikasi input, aktivitas, hasil cepat (output), tujuan antara (outcome), dan dampak (impact) pada rantai hasil program yang disusun.
- Menyusun manajemen resiko program membedakan antara monitoring, dan evaluasi.
- Mengetahui prinsip-prinsip monitoring dan evaluasi.
- Menyusun kerangka monitoring, evaluasi, dan pembelajaran.
Pendampingan Individu 6 didampingi oleh Pengajar Praktik
1. Refleksi penerapan rencana program yang dibuat di Lokakarya 6.
2. Diskusi progress program sekolah yang berdampak pada murid.
3. Diskusi tantangan yang dihadapi dan solusi yang dilakukan.
📈 Lokakarya 7: Festival Panen Hasil Belajar Calon Guru Penggerak didampingi oleh Pengajar Praktik
Setelah mengikuti lokakarya 7, Calon Guru Penggerak mampu:
1. Menjelaskan evaluasi program yang dibuat di lokakarya 6.
2. Menjelaskan hasil praktek baik di lingkungan belajar sekolah menyatakan ide untuk program selanjutnya.
Pendampingan Individu 7 didampingi oleh Pengajar Praktik
1. Refleksi perubahan dalam pembelajaran yang sudah diterapkan selama 6 bulan, diskusikan dampak pada diri guru dan murid yang terjadi.
2. Refleksi penerapan Komunitas Praktisi dan perubahan yang terjadi pada rekan sejawat.
3. Diskusi rencana belajar mandiri.
📈 Lokakarya 8: Visi dan Aksi Sekolah yang berpihak kepada murid didampingi oleh Pengajar Praktik
Setelah mengikuti lokakarya 8, Calon Guru Penggerak mampu:
1. Merefleksikan pelaksanaan visi dan aksi sekolah berpihak kepada murid.
2. Merumuskan rencana kerja 1 tahun
3. Mengindentifikasi dukungan pelaksanaan rencana kerja.
4. Merumuskan strategi komunikasi rencana kerja kepada rekan sejawat dan kepala sekolah.
Pendampingan Individu 8 didampingi oleh Pengajar Praktik
1. Refleksi penerapan aksi nyata hasil Lokakarya 8.
2. Diskusi sosialisasi rencana kerja.
3. Refleksi dampak pendampingan selama 9 bulan
4. Diskusi rencana belajar mandiri dan berkelanjutan di Komunitas Praktisi.
📈 Lokakarya 9: Keberlanjutan Program didampingi oleh Pengajar Praktik
Setelah mengikuti lokakarya 9, Calon Guru Penggerak mampu:
1. Menyusun rencana perbaikan RTL (rencana tindak lanjut) program dan pengembangan diri.
2. Calon Guru Penggerak dapat menyepakati tim inti komunitas guru penggerak.
3. Tim inti komunitas guru penggerak menyusun komitmen bersama terkait rencana komunitas setelah program selesai.
✅ Sumber: https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/
Post a Comment for "Yuk Mengenal lebih Dekat Perjalanan Pendidikan Program Guru Penggerak 2022"
Terimakasih. saran dan kritik. salam LED Sulbar
Post a Comment