Emilia Sugiarto, KISAH INSPIRATIF PERJALANAN MENUJU DRB 2020
KISAH INSPIRATIF PERJALANAN MENUJU DRB 2020
Lautan kan Ku Sebrangi, Gunung pun kan Ku Daki
Emilia Sugiarto
Guru SMAN 8 Haltim
DRB Maluku Utara 2020
Maret 2020 merupakan tahun dimana mulai merebahnya pandemi covid-19 di seluruh penjuru dunia termasuk Indonesia. Sehingga seluruh sektor-sektor pelayanan publik ditutup untuk sementara waktu termasuk seluruh sekolah dari jenjang TK/Paud, SD,SMP, SMA/SMK hingga perguruan tinggi. Hal itu pun berlaku kepada kami di sekolah 3T yang mana daerah kami masih termasuk zona hijau. Namun, kami tetap mengikuti himbauan dari pemerintah agar menutup sekolah dalam kurun waktu tertentu sembari menunggu regulasi selanjutnya.
Daerah tempat kami bertugas termasuk dalam kategori wilayah 3T dimana akses internet, infrastruktur dan kondisi jalan yang kurang memadai membuat kami sulit mendapat informasi terkait pengembangan keprofesional sebagai guru. Hal ini membuat saya bergeser ke area yang cukup memadai internetnya untuk sementara waktu karena pada saat itu proses kegiatan belajar masih diliburkan.
Pengalaman sebagai guru yang mengabdi di daerah 3T, sudah tentu memahami bagaimana keterbatasan yang dimiliki baik dari segi sarana dan prasarana sekolah maupun keadaan lokasi tugas yang terisolir jauh dari kelayakkan teknologi informasi dan komunikasi. Namun dengan segala keterbatasan yang ada, tidaklah menyurutkan semangat saya untuk terus mengabdi dan berbagi bersama peserta didik dan rekan-rekan guru. Sebagai guru 3T, saya memiliki keinginan besar agar setiap anak yang ada di daerah 3T harus tetap mendapatkan layanan pendidikan yang setara dengan anak-anak yang ada di kota pada umumnya. Mereka adalah generasi-generasi penerus negeri ini yang suatu saat harus mengembangkan dan memajukan daerahnya.
Tiba suatu hari dimana saya mendapat informasi dari sahabat saya kebetulan beliau juga merupakan salah satu guru di sekolah saya. Informasi terkait diklat PembaTIK Rumah Belajar yang dilaksanakan oleh Pusdatin Kemdikbud dan menyarankan saya untuk mengikuti diklat tersebut. Awalnya saya merasa ragu dan tidak percaya diri karena saya harus mempertimbangkan banyak hal terkait dengan lokasi tugas yang jauh dan akses internet serta listrik yang minim. Namun dengan motivasi dan dorongan dari sahabat tersebut serta rasa haus akan ilmu terkait pengembangan keprofesional sebagai guru, saya memutuskan untuk mengikuti kegiatan diklat tersebut.
Dengan dibantu oleh sahabat, saya didaftarkan olehnya pada laman simpaTIK. Setelah selesai didaftarkan, beliau segera menghubungi saya untuk mengakses akun simpatik yang sudah dibuatnya dan memberitahukan bahwa saya terdaftar pada gelombang 24, gelombang yang masih jauh waktunya dalam pelaksanaan. Ketika mendengar bahwa saya terdaftar pada gelombang tersebut, saya merasa santai saja karena masih sangat jauh waktu pelaksanaannya, sampai tiba hari dimana rasa santai tersebut berubah menjadi ragu dan pesimis, kembali muncul ke benak saya. Berbagai macam pertanyaan menciut seketika itu “bagaimana cara saya mengakses akun tersebut? apakah saya bisa melalui setiap tahapan pada pelatihan tersebut? bagaimana bila saya tidak mampu melewati setiap tahapan?” rasa keyakinan akan tidak mampu melewati itu semua selalu muncul dan saya sempat memutuskan untuk tidak melanjutkan pelatihan tersebut, tetapi rasa ingin tahu lebih dalam tentang rumah belajar yang begitu popular dalam pembelajaran berbasis TIK begitu besar, sebuah pertanyaan muncul dibenak saya, bagaimana cara saya mengetahui dan mengaplikasikan rumah belajar dalam pembelajaran dikelas, jika saya sendiri belum mengetahui lebih jauh tentang rumah belajar tersebut, saya rasa dengan melalui pelatihan pembaTIK lah saya akan lebih familiar dengan rumah belajar. Saya kembali untuk percaya pada diri sendiri dan meyakinkan diri bahwa saya pasti dapat melewati itu semua. sampai kemudian rasa ragu tadi ditepis dengan rasa ingin tahu yang lebih dominan hingga tiba waktu untuk mengikuti pelatihan tersebut.
Saya dihubungi sahabat tersebut untuk segera mengakses akun tersebut, karena jadwal pelatihan tersebut sudah dimulai. Dengan antusias saya membukanya dan tampilan pertama yang saya lihat dari akun tersebut ialah angka 24, yaitu gelombang 24 pada level 1. Angka yang menjadi awal dari keberuntungan saya.
Level 1 merupakan kegiatan literasi awal, artinya kami para peserta pelatihan dituntut untuk melakukan literasi awal tentang pengenalan TIK dasar, karena pelatihan ini berkaitan erat integrasi TIK dalam pembelajaran sehingga kemampuan dasar TIK sangat diperlukan. Selain itu terdapat bahan ajar berupa modul dan tayangan video serta kuis. Saya mengikuti setiap proses dari pelatihan tersebut dengan membaca setiap modul yang disuguhkan. Diantaranya modul tentang Pengenalan Perangkat TIK Dasar, Internet Sehat, Bijak dan Aman, Internet Untuk Pembelajaran, dan yang terakhir melaksankan uji Kompetensi PembaTIK Level 1.
Setiap tahapan pembelajaran saya lalui sampai tiba saatnya saya melaksanakan ujian akhirnya, lagi dan lagi rasa kurang percaya diri dan pesimis kembali bergejolak dihati saya, bagaimana jika saya tidak mampu menjawab setiap pertanyaan yang ada? Ah lewati dan nikmati saja toh setiap tahapan pembelajaran pasti ada ujian untuk mengetahui sejauh mana kita memahami materi pembelajaran tersebut, lalu kemudian muncul lagi pertanyaan selanjutnya yaitu bagaimana jika hasil ujiannya dibawah nilai standar dan saya belum lulus… ah nikmati saja yang penting sudah berusaha selebihnya serahkan kepada KehendakNya”. Pertanyaan-pertanyaan tersebut kian hari selalu muncul dan akhirnya sahabat saya yang dari awal sudah berjuang untuk mendaftarkan saya ke pelatihan tersebut, selalu memberikan semangat dan dorongan motivasi kepada saya untuk selalu percaya diri, dan meyakini kalau saya pasti bisa melewati itu semua dan lulus. Kemudian saya menjadi terinspirasi dan memulai untuk melaksanakan ujian akhirnya. Dengan hati was-was saya mengklik tombol mulai dan berhasil menjawab 40 pertanyaan yang disuguhkan, sungguh bukan sesuatu yang mudah jika kita selalu tidak memiliki rasa percaya diri untuk melakukannya.
Apapun pekerjaan yang kita kerjakan tanpa didasari oleh rasa percaya diri, maka akan sia-sia dan kita sendiri tidak akan dapat melakasanakan pekerjaan tersebut kaena sudah mensugeti diri dari awal kalau tidak bisa begitu juga sebaliknya pekerjaan sesulit apapun jika kita mendasari rasa percaya diri dalam melaksanakannya, maka akan mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan.
Level 1 ini selain menambah ilmu dalam pembelajaran TIK dasar saya juga dapat motivasi tersendiri untuk selalu percaya diri dan melaksanakan kegiatan-kegiatan positif dengan belajar. Dan akhir dari pelatihan PembaTIK Level 1 ini ialah saya dinyatakan lulus. Tentu saja hal ini lebih menambah semangat dan rasa percaya diri lebih tinggi lagi dan selalu giat untuk belajar dan menambah ilmu.
Selanjutnya saya beranjak mengikuti level 2, dimana pada level tersebut saya banyak mendapatkan pengetahuan tentang proses implementasi TIK pada pembelajaran. Proses ini merupakan kelanjutan dari level literasi, yaitu bagaimana kita mengimplementasikan pengetahuan tentang TIK yang sudah kita peroleh pada pembelajaran level 1. Dengan menggunakan rumah belajar, saya dapat mengintegrasikan proses pembelajaran berbasis TIK. Misalnya dalam melakukan praktikum laboratorium, saya menggunakan fitur Lab Maya pada portal rumah belajar. Akhir dari PembaTIK Level 2 ialah pengumpulan tugas pembuatan vlog tentang manfaat atau testimoni pembelajaran menggunakan Rumah Belajar. Dan saya mengintegrasikan pembelajaran berbasik TIK menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan memanfaatkan fitur sumber belajar dan laboratorium maya pada portal Rumah Belajar.
Setelah level 2 terlaksana dan saya dinyatakan lulus, saya langsung beranjak pada level selanjutnya yakni level 3. Pada level ini saya banyak mendapatkan pengetahuan sekaligus praktik langsung tentang bagaimana cara membuat media pembelajaran baik berupa video pembelajaran maupun multimedia. Pada level ini berlangsung saya sudah berada di tempat tugas, saya dibantu sahabat dalam membuat video pembelajaran sehingga dari level ini kami dapat menghasilkan suatu karya berupa video pembelajaran. Namun kami sedikit terkendala dalam hal pengiriman video tersebut ke google drive, karena koneksi yang tak mampu membuatnya terkirim, akhirnya saya meminta bantu kepada salah seorang teman angkatan guru yang tempat tugasnya berada di daerah dengan akses internet melimpah untuk mengirim video tersebut ke google drivenya kemudian darinya saya dapat menerima link dari video tersebut untuk kemudian saya lampirkan di kolom pengiriman tugas pada akun SimpaTIK.
Kabar gembira pun kembali terdengar, saya bukan hanya lulus pada level 3 tetapi saya juga masuk dalam daftar 30 peserta pelatihan PembaTIK Level 4: Berbagi. Tentu saja hal ini sangat menyenangkan dan sekaligus memberikan tantangan tersendiri bagi saya karena harus berbagi ditengah keterbatasan yang ada.
Kegiatan PembaTIK Level 4 merupakan kegiatan berbagi dimana peserta pelatihan diwajibkan membagikan pengetahuan yang sudah didapatkannya selama kegiatan PembaTIK dari mulai level 1 sampai pada level 3 baik secara daring maupun tatap muka. Kegiatan ini merupakan puncak dimana pada kegiatan tersebut banyak menguras tenaga, waktu dan pikiran mengingat daerah tempat tugas saya memiliki akses internet yang minim sehingga memungkinkan saya untuk berbagi secara tatap muka dengan guru-guru yang ada di kecamatan saya bertugas. Kegiatan ini dibuka dengan kuliah umum yang diadakan oleh Pusdatin Kemendikbud dengan menghadirkan narasumber-narasumber hebat yang penuh dengan inspirasi untuk memberikan penguatan-penguatan kepada peserta dalam hal berbagi. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan kegiatan Coaching PembaTIK Level 4 Maluku Utara selama 3 hari bersama tutor-tutor hebat diantaranya DRB Maluku Utara, DRB Jawa Timur dan PTP Pusdatin tentunya bersama SRB Maluku Utara.
Kegiatan tersebut bersifat wajib diikuti oleh peserta dengan menggunakan laptop karena setiap peserta akan menampilkan matrix plan sesuai dengan jadwal yang ditentukan untuk masing-masing peserta. Matrix plan merupakan rancangan kegiatan berbagi nanti di lapangan. Matrix plan tersebut akan di uji dan dikoreksi oleh para tutor. Hari terakhir coaching merupakan jadwal saya untuk menampilkan matrix plan yang sudah dibuat. Saat itu saya banyak mendapatkan kendala-kendala terkait jaringan apalagi saya harus menyambungkan koneksi internet dari android ke laptop hal tersebut memungkinkan saya untuk mencari posisi jaringan yang benar-benar stabil. Karena sering terkeluar dari ruang meeting virtual akibat dari koneksi internet yang kurang stabil, saya meminta bantuan rekan guru untuk mengambil gambar saya saat itu yang sedang melaksanakan coaching dengan latar belakang di kebun pekarangan warga. Kemudian gambar itu saya kirimkan ke DRB Malut 2018 Ibu Iriany yang merupakan salah satu tutor dari kegiatan coaching tersebut untuk saya jadikan bukti atau alasan yang kuat terkait koneksi internet yang kurang stabil sehingga saya sering terkeluar dengan sendirinya dari ruangan virtual.
Beliau pun meminta saya untuk terlebih dahulu presentasi dari jadwal yang sudah ditentukan jika sudah mendapatkan koneksi yang baik karena beliau khawatir saat tiba dimana jadwal saya untuk presentasi dan saat itu koneksinya akan semakin parah dari sebelumnya. Saya pun melaksanakan presentasi lebih awal dari jadwal yang sudah ditentukan. Dengan bantuan green screen saya mencoba menggunakan tema background yang diberikan panitia. Namun karena pencahayaan yang kurang baik, gambar yang dihasilkan pun kurang maksimal sehingga saat itu saya diminta oleh salah satu tutor untuk menggunakan background yang alami saja. Presentasi saya buka dengan sebelumnya meminta maaf kepada para coaching teman-teman SRB karena kondisi yang saya alami saat itu memungkinkan perubahan jadwal dan sedikit menceritakan kendala-kendala yang dialami. Sontak para tutor dan teman-teman sesama SRB merasa terharu dan memberikan dukungan semangat kepada saya. Dalam presentasi tersebut para tutor tak banyak berkomentar terkait matrix plan yang ditampilkan. Mereka menyarankan saya untuk membuat vlog terkait perjalanan saya berbagi dengan menampilkan keindahan alam disekitar tempat tugas saya. Presentasi pun berjalan dengan lancar hingga selesai dikoreksi dan setelah selesai langsung seketika koneksi internet pun terputus saat itu. Beruntunglah saya masih diberikan kesempatan untuk tampil terlebih dahulu dari jadwal yang ditentukan. Tak lupa saya mengunggah gambar tersebut di status whatsapp dan ternyata salah satu rekan sesama SRB menscrenshoot postingan status tersebut dan mengunggahnya di grup whatsapp 30 besar SRB. Sontak grup pun heboh saat itu dengan banjir komentar terharu terkait perjuangan saya selama megikuti kegiatan PembaTIK Level 4.
Tak sampai disitu kehebohan dalam kegiatan coaching, ternyata saya kemudian viral di media sosial. Karena gambar yang saya kirimkan ke DRB Malut Ibu Iriany ternyata diteruskan beliau ke grup-grup whatsapp bersama DRB dan Pusdatin serta media sosialnya beliau. Dari foto yang diunggah beliau melalui akun facebooknya, saya banyak mendapatkan banjir komentar dari para netizen. Karena jaringan internet sore itu agak gangguan, saya belum sempat membuka media social, saya kemudian ditelpon oleh beliau memberitahukan hal tersebut sontak saya pun kaget dan beliau meminta saya untuk segera membuka media social dan memberi komentar dari postingan tersebut. Beberapa menit kemudian saya mendapat pesan singkat dari Radio Suara Edukasi, mereka tertarik dengan foto-foto saya dan menawarkan saya untuk ikut berbagi kisah inspiratifnya pada program eksakta. Saya pun menyetujuinya Selain itu saya juga diajak oleh DRB Malut 2020 Ibu Vida untuk ikut berbagi melalui webinar bersama DRB dan SRB dari perwakilan empat provinsi termasuk salah satunya Provinsi Maluku Utara, dalam kegiatan tersebut mereka meminta gambar-gambar disekitar lingkungan tempat saya mengakses internet. Dari gambar itu juga diposting ke sosial media bahkan Kepala Pusdatin Pak Hasan Chabibi juga memposting ke akun Facebook beliau. Saya mengetahuinya ketika kerabat dan ibu Vida memberitahukan kepada saya, saya bahkan tidak mempercayainya dengan melihat postingan tersebut saya benar-benar merasa terharu.
Meskipun kegiatan webinar secara daring telah saya laksanakan, rasanya tak lengkap jika saya tidak melaksanakan kegiatan berbagi secara tatap muka dengan guru-guru yang ada disekitar kecamatan tempat saya bertugas. Saya bersama sahabat berkoordinasi dengan rekan-rekan guru dalam persiapan kegiatan berbagi yang akan dilaksanakan, dari koordinasi tersebut dibentuklah panitia kegiatan.
Kamis, 15 Oktober 2020 kami berangkat menuju ke kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Timur dan kantor Cabang Dinas Pendidikan Kab. Halmahera Timur. Kegiatan perjalanan yang cukup memacu adrenalin tersebut bertujuan untuk melakukan koordinasi dengan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Timur dan Kepala Cabang Dinas Kabupaten Halmahera Timur terkait dengan kegiatan berbagi berupa Bimtek Pemanfaatan Portal Rumah Belajar untuk sekolah 3T yang nantinya akan dilaksanakan pada tanggal 20 oktober 2020 di SMAN 8 Halmahera Timur Bukan namanya daerah 3T kalau akses menuju masuk maupun ke luar daerah tersebut masih mulus alias dengan jalan yang sudah beraspal, tetapi yang diindentikkan dengan daerah 3T itu, daerah yang benar-benar sulit di akses dengan kondisi medan yang cukup sulit untuk melaluinya.
Hal ini yang kami hadapi ketika harus melakukan kegiatan koordinasi dengan pimpinan Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Timur maupun Cabang Dinas Kabupaten Halmahera Timur. Kami harus menempuh waktu 6 jam untuk sampai ke Kota Maba yang merupakan ibukota Kabupaten Halmahera Timur. Sebagai seorang Sahabat Rumah Belajar waktu itu berbagi menjadi sebuah moto yang harus melekat pada nurani. Agar kegiatan berbagi dapat berjalan dengan tepat dan sesuai dengan harapan dan sasaran, maka koordinasi menjadi sebuah hal yang penting dalam membangun sebuah mitra. Mitra sangat penting untuk membentuk suatu relasi, relasi bersama guru-guru yang akan menjadi sasaran kami dalam berbagi nanti baik dari jenjang pendidikan PAUD, SD, SMP, maupun SMA yang ada di Kec. Wasile Utara.
Perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 6 jam ini berlangsung cukup aman dan kondusif meskipun harus melewati berbagai medan yang cukup sulit dengan struktur jalan berbatuan kerikil dan terjal belum lagi melewati berbagi jembatan yg kondisinya hampir kurang layak. namun ini merupakan satu-satunya akses menuju ke dinas pendidikan kabupaten Halmahera Timur dan Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Timur yang berada di kota Maba dan kota Buli.Perjalanan yang menggunakan mobil pick up ini, melewati beberapa kampung pemukiman warga dan selebihnya melewati berbagai bentangan alam yang luas dengan panorama keindahan yang memukau, hutan yang masih sangat asri menambah indah sedap mata memandang. Setelah 4 jam pertama, kami sampai ke kota Buli untuk bertemu dengan pimpinan Cabang Dinas Pendidikan Haltim. Dalam pertemuan tersebut, Kepala Cabang Dinas sangat merespon kegiatan yang dimaksud dan bersedia hadir dalam kegiatan berbagi yang akan dilaksanakan nanti.
Setelah kegiatan koordinasi selesai dengan kepala cabang, kami langsung melanjutkan perjalanan yang memakan waktu 2 jam selanjutnya ke kota Maba guna melakukan koordinasi dengan pimpinan Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Timur. Setelah sampai ke kota Maba, kami langsung menuju instansi yang dimaksud. Dalam pertemuan tersebut, Kasubag kepegawaian yang dalam hal ini mewakili kepala dinas karena sedang mengisi agenda acara di suatu daerah di kabupaten Halmahera Timur, memberikan respon yang sangat baik terhadap kegiatan yang akan kami laksanakan. Beliau bahkan ingin langsung membuat surat namun harus menunggu kepala dinas untuk menyetujui dan menandatanganinya.
Setelah melaksanakan kegiatan koordinasi dengan Dinas Pendidikan, kami langsung berbalik arah menuju Wasile Utara, daerah 3T yang menjadi tempat kami bertugas. Dalam perjalanan pulang, kami harus melewati medan tadi. Ras was-was dan penuh kehati-hatian kembali mengiringi kami dalam melewati medan yang cukup menantang tersebut. Tetapi rasa-rasa tersebut hilang ditepis dengan rasa kebahagiaan dan kegirangan. Yah, rasa bahagia dan girang karena sudah melakukan koordinasi dan mendapat respon yang positif dari Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Timur dan Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Timur
Sehari sebelum kegiatan berbagi tersebut dilaksanakan kami berangkat menuju ibu kota Provinsi Maluku Utara tepatnya di Sofifi untuk menjemput DRB Malut 2019 Ibu Vida dan Kepala Cabang Dinas Kabupaten Halmahera Timur Bpk Zufriyadi. Karena perjalanan yang ditempuh memakan waktu 16 jam untuk pulang pergi maka kami harus menjemput sehari sebelum kegiatan berlangsung. Kami tiba di tempat tugas setelah menjemput pemateri-pemateri dan bersiap untuk melaksanakan kegiatan dikesokan harinya.
Berkat koordinasi dan kerja sama yang baik antara sesama rekan guru dan kepala-kepala sekolah yang berada di Kec. Wasile Utara, Kab. Halmahera Timur tepat Selasa, 20 Oktober 2020 kami guru-guru SMAN 8 Halmahera Timur berhasil melaksanakan kegiatan bimtek pemanfaatan Fitur Lab Maya, BSE, Peta Budaya portal Rumah Belajar sebagai alternatif pembelajaran pada sekolah 3T. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten Halmahera Timur dan Duta Rumah Belajar Malut 2019, ini merupakan sesuatu yang baru dirasakan untuk guru-guru dari Wasile Utara karena selama ini mereka para guru-guru belum pernah sama sekali mengikuti kegiatan bimtek yang dilaksanakan oleh sekolah-sekolah di Wasile Utara, Kab Halmahera Timur.
Peserta Bimtek terdiri dari guru-guru jenjang PAUD, SD, SMP, dan SMA/SMK se Wasile Utara bahkan ada beberapa sekolah jenjang SMA/SMK dari Wasile Tengah yang ikut menghadiri bimtek tersebut. Kegiatan tersebut dilaksanakan sesuai dengan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan. Kegiatan bimtek berakhir dengan testimoni dari 2 orang peserta bimtek, masing-masing dari mereka mengatakan bahwa mereka sangat senang bisa diadakan kegiatan seperti ini karena selama ini mereka jarang tersentuh dengan hal-hal baru seperti ini selain itu mereka sangat bangga ada sosok guru yang ditengah keterbatasan bertugasnya mampu mencapai prestasi seperti saat ini. Selesai kegiatan, kami langsung mengantarkan tamu undangan untuk kembali pulang.
Waktu pun berlalu, tepat ditanggal 20 November saya menerima pesan dari grup whatsapp Pembatik Level 4, yang dimana pesan tersebut berisi pengumuman peserta yang lolos seleksi 5 besar, saya pun membuka undangan tersebut yang berisi daftar nama-nama yang lolos seleksi 5 di seluruh Provinsi di Indonesia. Dan lagi-lagi sesuatu yang tak disangka-sangka nama saya ternyata ada dalam salah satu peserta dari daftar tersebut. Saya kemudian mencatat tanggal dan waktu kegiatan seleksinya.
Tepat di hari pembukaan kegiatan seleksinya, saya mengalami gangguan koneksi internet, saya pun menelpon panitia kegiatan, mereka memberikan kemudahan kepada saya untuk menggunakan android dalam pertemuan virtualnya dan menyarankan saya untuk mencari koneksi internet yang stabil dikesokan harinya yang menjadi jadwal kegiatan seleksinya karena ini akan berpengaruh pada hasil yang saya peroleh.
Sungguh koneksi internet saat itu yang tidak bersahabat sama sekali membuat saya terkendala dalam mengikuti pembukaan kegiatan seleksinya. Saya dan sahabat saya pun menyepakati untuk segera bergeser ke posisi jaringan internet yang stabil. Akhirnya, tepat dini hari pukul 03.00 WIT kami berangkat menuju ibu kota provinsi Maluku Utara dan tiba pada pukul 12.00 WIT. Saat tiba saya pun langsung bergegas membuka laptop untuk mengakses ruang virtual yang diberikan namun lagi dan lagi saya mendapat kendala koneksi internet saat itu, saya merasa binggung sekali padahal saya sudah sampai ke Ibu Kota Provinsinya kenapa kualitas jaringannya masih sama seperti di tempat tugas kami. Saya kembali berkordinasi dengan panitia dan meminta waktu untuk 1 jam dari jadwal yang ditentukan, waktu tersebut saya gunakan untuk menyeberang ke Kota Ternate, yang pada umumnya di kota inilah kualitas jaringannya sangat bagus dan berlimpah ruah. Kebetulan di kota tersebut, merupakan kota dimana saya lahir dan dibesarkan. Panitia terus menghubungi saya untuk bersiap-siap dalam 1 jam kedepannya, tak lupa saya mengirimkan video bukti perjalanan saya menyebrang menuju Kota Ternate dengan menggunakan Speed Boat melalui pesan whatsapp kepada mereka.
Setelah sampai ke kota yang dituju saya langsung membuka laptop untuk mengakses room virtual yang sudah ditentukan. Lagi dan lagi saya mendapat kendala yang diluar pemikiran kami, Namun kali ini bukan persoalan koneksi internet namun persoalan itu ada pada laptop saya sendiri yang tidak bisa menampilkan akses sambungan internetnya, hal ini pun berlaku pada laptop sahabat saya. Jadi ada 3 buah laptop yang kami bawa, ketiga-tiganya mengalami gangguan dalam sambungan koneksi. Kami pun binggung apa yang menimpa kami, dengan sigap saya langsung menghubungi panitia kegiatan seleksi dengan mengirim foto bukti dari kendala kami saat itu. Panitia langsung memberikan kemudahan kepada saya untuk menggunakan android saja. Mau dan tak mau terpaksa saya harus menggunakan android, karena itu merupakan satu-satunya akses saya untuk dapat mengikuti kegiatan proses seleksi Duta Rumah Belajar.
Di ruangan virtual kegiatan seleksi, sebelum menampilkan unjuk kerja saya terlebih dahulu meminta permohonan maaf kepada panitia dari kemoloran waktu yang sudah ditetapkan sebelumnya untuk saya akibat dari beberapa kendala yang saya alami dan dalam kegiatan unjuk kerja tak banyak yang saya lakukan, berhubung saya hanya menggunakan android sehingga agak kesulitan dalam membagikan layar simulasi dari proses pembelajaran dengan Kelas Maya Rumah Belajar, ketika saya mulai untuk membagikan layar seketika itu layar yang muncul hanya putih semua alias blank. Saya pun hanya diwawancara sejauh mana saya mengenal dan berinteraksi kelas maya, mengingat tempat tugas saya terkendala dalam akses internetnya sehingga dalam pembelajaran kami hanya menggunakan Lab Maya dan Buku BSE yang sebelumnya sudah diunduh terlebih dahulu dan menggunakannya saat pembelajaran tatap muka di kelas.
Setelah sesi unjuk kerja berakhir saya dipersilahkan masuk ke sesi wawancara, pada sesi itu saya diwawancara terkait rencana kerja yang saya buat 1 tahun kedepan jika terpilih menjadi duta dan bagaimana yang saya hadapi ketika mendapatkan kendala di lapangan selama menjalankan rencana kerja yang saya buat. Akhirnya serangkaian kegiatan seleksi pun berakhir pula, kami pun kembali ke tempat kami masing-masing untuk beristirahat beberapa hari kedepan di Kota Ternate.
Rabu, 2 Desember 2020 merupakan hari yang bersejarah dalam hidup saya. Hari dimana saya dinyatakan terpilih menjadi salah satu dari 40 Duta Rumah Belajar se-provinsi Indonesia. Bagaikan mimpi, saya tidak pernah menyangka dan bahkan tidak percaya bahwa saya bisa terpilih menjadi seorang Duta Rumah Belajar yang mewakili Provinsi Maluku Utara. Dibalik keberhasilan saya terpilih menjadi seorang duta Rumah Belajar, tak lepas dari peran seorang sahabat, rekan guru, dan orang-orang terdekat lainnya, yang bersedia membantu baik dengan bantuan tenaga, pemikiran, bahkan materi. Setelah melalui berbagai macam rintangan dan kendala selama mengikuti kegiatan PembaTIK dari Level 1 hingga terpilihnya menjadi seorang Duta Rumah Belajar, ternyata hasil kerja keras kami dapat berbuah manis dan dapat membuktikan bahwa ketertinggalan dari teknologi informasi tidak menyurutkan semangat kami untuk terus berusaha dan pantang menyerah untuk berdedikasi dan berkonstribusi bagi kemajuan pendidikan di Maluku Utara.
BIODATA
Emilia Sugiarto, lahir di Ternate, 29 September 1995. Merupakan anak ke empat dari lima orang bersaudara. Ayah Agus Sugiarto dan Ibu Buang Ola. Pada tahun 2001 memulai pendidikan dasar di SDN Dufa-Dufa 1 dan lulus pada tahun 2007 di tahun yang sama melanjutkan pendidikan ke Mts Negeri Ternate dan lulus pada tahun 2010.
Di tahun yang sama pula saya melanjutkan pendidikan menengah atas di MAN Model Ternate lulus pada tahun 2013, kemudian melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi Universitas Khairun mengambil Jurusan Pendidikan Biologi FKIP, lulus pada tahun 2018. Di tahun yang sama lolos seleksi CPNS Pemprov Maluku Utara dan diangkat menjadi PNS Pemprov Maluku Utara pada tahun 2020. Di tahun yang sama pula dikukuhkan menjadi Duta Rumah Belajar Maluku Utara 2020 oleh Pusdatin Kemendikbud.
Post a Comment for "Emilia Sugiarto, KISAH INSPIRATIF PERJALANAN MENUJU DRB 2020"
Terimakasih. saran dan kritik. salam LED Sulbar
Post a Comment